Pertama di Dunia, Penambangan Emas di Dasar Laut Papua Nugini
Tanah di ujung timur Indonesia ini pantaslah bila dibilang tanah emas,
tidak berlebihan dan faktanya memang demikian. Tanah yang berada di pulau Papua
itu mengandung kekayaan alam yang sangat berlimpah. Mulai dari keragaman flora,
fauna dan juga kilau batuan berharga yang tersimpan di dalam perut bumi. Namun
sayang, kekayaan alamnya secara buas dirampok dan meninggalkan rakyat Papua
dibawah garis kemiskinan.
Sebab masih luasnya lahan yang belum dieksploitasi dan disinyalir memiliki
potensi, perusahaan asing pun tertarik untuk melakukan eksplorasi. Salah
satunya yang dilakukan Nautilus Mineral, perusahaan tambang asal Kanada ini
diberi lisensi oleh pemerintah Papua Nugini untuk memulai proyek Solwara 1,
pertambangan komersial bawah laut pertama di dunia. Tak tanggung, perusahaan
ini diberi izin menambang selama 20 tahun!
Nautilus akan menambang dikedalaman 1,6 kilometer di Laut Bismarck, 50
kilometer dari lepas pantai pulau New Britain, Papua Nugini. Perusahaan
tersebut akan mengekstrasi emas dan tembaga bermutu tinggi dari dasar laut
Bismarck.
Proyek ini mendapat tentangan dari sebuah kelompok pelestarian alam The
Deep Sea Mining. Dikutip dari situs guardian.co.uk, salah satu aktivis Helen
Rosenbaum mengatakan :
Papua Nugini adalah kelinci percobaan dalam hal pertambangan bawah laut.
Tak pernah ada jawaban pasti yang diberikan Nautilus mengenai dampak kegiatan
ini. Mereka sengaja memilih lokasi yang jauh, menyasar negara dengan regulasi
lemah dan kurang mengerti cara memantau kegiatan ini secara benar.
Proses penambangan akan membuat semacam cerobong asap di dasar laut,
memuntahkan air hidrothermal yang mengandung mineral. Kemudian disalurkan ke
atas dimana sebuah kapal telah menunggu, memisahkan antara bijih dan air lalu
membuang limbahnya ke dasar laut. Demikian, pertambangan bawah laut berpotensi
memusnahkan ekosistem perairan.
Sementara itu CEO Nautilus, Steve Rogers berkilah :
Perusahaan kami telah melakukan studi ketat mengenai dampak lingkungan
selama 6 tahun. Akan berdampak relatif kecil dibanding penambangan darat, kami
memiliki para ilmuwan terbaik di dunia. Area penambangan tidak akan mempengaruhi
karang dan kehidupan ikan.
Solwara 1 diperkirakan dalam fase 30 bulan pertama akan menghasilkan profit
sebesar 142 juta dollar dan berencana untuk mempekerjakan 70% staf proyek dari
warga lokal selama tiga tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar