Senin, 21 Januari 2013

tugas 8 pengantar lingkungan (emas di dasar laut papua)


Pertama di Dunia, Penambangan Emas di Dasar Laut Papua Nugini

Tanah di ujung timur Indonesia ini pantaslah bila dibilang tanah emas, tidak berlebihan dan faktanya memang demikian. Tanah yang berada di pulau Papua itu mengandung kekayaan alam yang sangat berlimpah. Mulai dari keragaman flora, fauna dan juga kilau batuan berharga yang tersimpan di dalam perut bumi. Namun sayang, kekayaan alamnya secara buas dirampok dan meninggalkan rakyat Papua dibawah garis kemiskinan.
Sebab masih luasnya lahan yang belum dieksploitasi dan disinyalir memiliki potensi, perusahaan asing pun tertarik untuk melakukan eksplorasi. Salah satunya yang dilakukan Nautilus Mineral, perusahaan tambang asal Kanada ini diberi lisensi oleh pemerintah Papua Nugini untuk memulai proyek Solwara 1, pertambangan komersial bawah laut pertama di dunia. Tak tanggung, perusahaan ini diberi izin menambang selama 20 tahun!
Nautilus akan menambang dikedalaman 1,6 kilometer di Laut Bismarck, 50 kilometer dari lepas pantai pulau New Britain, Papua Nugini. Perusahaan tersebut akan mengekstrasi emas dan tembaga bermutu tinggi dari dasar laut Bismarck.
Proyek ini mendapat tentangan dari sebuah kelompok pelestarian alam The Deep Sea Mining. Dikutip dari situs guardian.co.uk, salah satu aktivis Helen Rosenbaum mengatakan :
Papua Nugini adalah kelinci percobaan dalam hal pertambangan bawah laut. Tak pernah ada jawaban pasti yang diberikan Nautilus mengenai dampak kegiatan ini. Mereka sengaja memilih lokasi yang jauh, menyasar negara dengan regulasi lemah dan kurang mengerti cara memantau kegiatan ini secara benar.
Proses penambangan akan membuat semacam cerobong asap di dasar laut, memuntahkan air hidrothermal yang mengandung mineral. Kemudian disalurkan ke atas dimana sebuah kapal telah menunggu, memisahkan antara bijih dan air lalu membuang limbahnya ke dasar laut. Demikian, pertambangan bawah laut berpotensi memusnahkan ekosistem perairan.
Sementara itu CEO Nautilus, Steve Rogers berkilah :
Perusahaan kami telah melakukan studi ketat mengenai dampak lingkungan selama 6 tahun. Akan berdampak relatif kecil dibanding penambangan darat, kami memiliki para ilmuwan terbaik di dunia. Area penambangan tidak akan mempengaruhi karang dan kehidupan ikan.
Solwara 1 diperkirakan dalam fase 30 bulan pertama akan menghasilkan profit sebesar 142 juta dollar dan berencana untuk mempekerjakan 70% staf proyek dari warga lokal selama tiga tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar